Posted by : Edi Sumarno Saturday, 11 October 2014

Dasar Teori
Reaksi Kimia merupakan reaksi dimana satu atau atau lebih zat berubah menjadi zat-zat baru yang sifat-sifatnya berbeda dibandingkan dengan zat-zat penyusunnya sebelumnya.
Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke dalam 4 tipe reaksi: Sintesis, Dekomposisi, Penggantian Tunggal, dan Penggantian Ganda.
Ø  Reaksi Sintesis: reaksi dimana dua atau lebih zat membentuk suatu zat tunggal dalam
suatu reaksi kimia (=reaksi kombinasi, reaksi komposisi).
·           Unsur +Unsur → Senyawa , misal: Fe → FeS
·           Senyawa Senyawa → Seny.yangLebihKompleks , misal: SO 2 + 2→ 2SO3
Ø   Reaksi Dekomposisi: reaksi yang menghasilkan dua atau lebih zat yang terbentuk dari
suatu zat tunggal.
·           Senyawa → DuaAtauLebihZatYangLebihSederhana , misal:  22→ 22+ O2
Ø  Reaksi Penggantian Tunggal (Single Replacement): reaksi dimana suatu unsur
menggantikan unsur lainnya, misal: 2Na + 22→ 2NaOH H2
Ø  Reaksi Penggantian Ganda (Double Replacement): reaksi dimana ion-ion positif dari dua senyawa saling dipertukarkan, misal: Mg(OH) 2 + 2SO 4→ 22MgSO4
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi.
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia.
Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan
 pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa.
Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.

           
Alat-alat
§  Pipet ukur
§  Botol semprot
§  Pipet tetes
§  Erlenmeyer
§   Buret dan penyangga
§  Bola hisap
§  Pipet gondok
Bahan-bahan
1)      NaCO3 0,1 M                                
2)      HCl 0,1 M
3)      Methyl jingga/orange
4)      FeSO4 0,05 M
5)      KMnO0,1N (0,02 M)
6)      H3PO4 pekat
7)      Aquadet
Prosedur
1)      Siapkan semua alat dan bahan yang akan di gunakan.
2)      Alat yang akan digunakan, dibersihkan dengan menggunakan aquadest
A.    Reaksi Na2CO3 dengan HCl
Ukur 10 ml larutan Na2CO3 0,1 M,masukkan kedalam Erlenmeyer,tambahkan 15 ml aquadest,tambahkan 3-5 tetes methyl jingga/orange,kemudian dititrasi oleh larutan HCl 0,1 M,hingga larutan berubah warna dari bening menjadi jingga-merah, catat volume HCl yang bereaksi dan hitung per bandingan mol Na2COdengan HCl yang bereaksi.
B.     Reaksi FeSOdengan KMnO4
Ukur 25 ml larutan FeSO4 0,05 M masukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 15 ml HCl lalu tambahkan 1 ml H3PO4 pekat, kemudian dititrasi oleh larutan KMnO4 0,1 N(0,02M) hingga larutan berwarna pink,catat volume KMnO4 yang bereaksi dan hitung perbandingan mol HCl dengan KMnO4 yang bereaksi
Hasil resksi
Reaksi asam-basa Na2COdengan HCl
Na2CO3 + 2 HCl                2 NaCl + H2O + CO2
1 mol Na2CO= 2 mol HCl
Reaksi redoks KMnOdengan FeSO4
MnO4 + 5 H+ + 5é                  Mn2+               x 1
Fe2+                                                            Fe3+ + é      x 5
MnO4 + 5 Fe2+ + 8 H+                      Mn2+ + 5 Fe3+
1 mol KMnO4 = 5 mol FeSO4
Perbandingan mol reaksi
1)      Perbandingan mol Na2COdengan HCl
10 ml Na2CO3 0,1 M          +       21,5 ml HCl 0,1 M
Mol  Na2CO3  =  10 x 0,1             mol HCl  =  21,5  x  0,1
                        =  1 mmol                              =  2,15 mmol
Jadi perbandingan mol reaksi Na2CO3 dengan HCl adalah 1 : 2,15
2)      Perbandingan mol FeSOdengan KMnO4
25 ml FeSO4 0,05 M         +      14 ml KMnO4 0,02M
Mol FeSO4  = 25 x 0,05             Mol KMnO4  =  14  x  0.02
                    = 1.25 mmol                                  =  0,28 mmol
Jadi perbandingan mol reaksi FeSO4 dengan KMnO4 adalah 1.25  :  0,28
Kesimpulan
Dalam reaksi asam basa HCl yang di gunakan sebanyak 21,5 ml maka warna yang di hasilkan berwarna jingga merah.
Dalam reaksi redoks KMnO4 yang di gunakan sebanyak 14 ml maka warna yang di hasilkan berwarna pink.
Daftar pustaka
Petrucci, H.R.1985.Kimia dasar edisi keempat jilid 1.Jakarta:Erlangga.


Respati.1992.Dasar-dasar ilmu kimia.Jakarta:Rineka cipta.

2 Responses so far.

  1. Unknown says:

    harus lebih banyak lagi gambarya biar keren.tapi,tetap kerenkok.
    kumbalya (kunjung balik)
    teguhsolihin.blogspot.com

  2. thank buat agan agan yg udah kunjungi blogku
    follow myblog pasti gua follback

- Copyright © Edis Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -