Posted by : Edi Sumarno
Monday, 22 September 2014
Tanaman merupakan penyerap karbondioksida (CO2) di udara. Bahkan beberapa
diantara tanaman-tanaman itu sangat jago, mempunyai kemampuan besar, untuk
menyerap karbondioksida (CO2). Pohon trembesi (Samanea saman), dan Cassia (Cassia sp) merupakan
salah satu contoh tumbuhan yang kemampuan menyerap CO2-nya sangat besar hingga
mencapai ribuan kg/tahun.
Sebagaimana diketahui, tumbuhan melakukan fotosistesis
untuk membentuk zat makanan atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam
fotosintesis tersebut tumbuhan menyerap karbondioksida (CO2) dan air yang
kemudian di rubah menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari.
Kesemua proses ini berlangsung di klorofil. Kemampuan tanaman sebagai penyerap
karbondioksida akan berbeda-beda.
Banyak faktor yang mempengaruhi daya serap
karbondioksida. Diantaranya ditentukan oleh mutu klorofil. Mutu klorofil
ditentukan berdasarkan banyak sedikitnya magnesium yang menjadi inti klorofil.
Semakin besar tingkat magnesium, daun akan berwarna hijau gelap.
Daya serap karbondioksida sebuah pohon juga ditentukan
oleh luas keseluruhan daun, umur daun, dan fase pertumbuhan tanaman. Selain
itu, Pohon-pohon yang berbunga dan berbuah memiliki kemampuan fotosintesis yang
lebih tinggi sehingga mampu sebagai penyerap karbondioksida yang lebih baik.
Faktor lainnya yang ikut menentukan daya serap karbondioksida adalah suhu, dan
sinar matahari, ketersediaan air.
Trembesi Juara Pohon Penyerap Korbondioksida. Adalah Endes N. Dahlan, seorang
dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor yang melakukan penelitian
daya serap karbondioksida pada berbagai jenis pohon. Penelitian yang dilakukan
pada 2007-2008 memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea
saman) terbukti menyerap paling banyak karbondioksida. Dalam setahun,
trembesi mampu menyerap 28.488,39 kg karbondioksida.
Pohon
trembesi jayoan penyerap karbondioksida (gambar: alamendah)
Selain pohon trembesi, didapat juga berbagai jenis
tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi sebagai tanaman penyerap karbondioksida
(CO2). Pohon-pohon itu diantaranya adalah cassia, kenanga, pingku, beringin,
krey payung, matoa, mahoni, dan berbagai jenis tanaman lainnya.
Daftar Pohon Penyerap Karbondioksida. Berikut merupakan daftar tanaman
yang mempunyai daya serap karbondioksida yang tinggi berdasarkan hasil riset
Endes N. Dahlan. (No, nama pohon, nama latin, daya serap).
- Trembesi, Samanea saman, 28.488,39 kg/tahun
- Cassia, Cassia sp, 5.295,47 kg/tahun
- Kenanga, Canangium odoratum, 756,59 kg/tahun
- Pingku, Dyxoxylum excelsum, 720,49 kg/tahun
- Beringin, Ficus benyamina, 535,90 kg/tahun
- Krey payung, Fellicium decipiens, 404,83 kg/tahun
- Matoa, Pometia pinnata, 329,76 kg/tahun
- Mahoni, Swettiana mahagoni, 295,73 kg/tahun
- Saga, Adenanthera pavoniana, 221,18 kg/tahun
- Bungur, Lagerstroemia speciosa, 160,14 kg/tahun
- Jati, Tectona grandis, 135,27 kg/tahun
- Nangka, Arthocarpus heterophyllus, 126,51 kg/tahun
- Johar, Cassia grandis, 116,25 kg/tahun
- Sirsak, Annona muricata, 75,29 kg/tahun
- Puspa, Schima wallichii, 63,31 kg/tahun
- Akasia, Acacia auriculiformis, 48,68 kg/tahun
- Flamboyan, Delonix regia, 42,20 kg/tahun
- Sawo kecik, Maniilkara kauki, 36,19 kg/tahun
- Tanjung, Mimusops elengi, 34,29 kg/tahun
- Bunga merak, Caesalpinia pulcherrima, 30,95 kg/tahun
- Sempur, Dilenia retusa, 24,24 kg/tahun
- Khaya, Khaya anthotheca, 21,90 kg/tahun
- Merbau pantai, Intsia bijuga, 19,25 kg/tahun
- Akasia, Acacia mangium, 15,19 kg/tahun
- Angsana, Pterocarpus indicus, 11,12 kg/tahun
- Asam kranji, Pithecelobium dulce, 8,48 kg/tahun
- Saputangan, Maniltoa grandiflora, 8,26 kg/tahun
- Dadap merah, Erythrina cristagalli, 4,55 kg/tahun
- Rambutan, Nephelium lappaceum, 2,19 kg/tahun
- Asam, Tamarindus indica, 1,49 kg/tahun
- Kempas, Coompasia excelsa, 0,20 kg/tahun
Tumbuhan-tumbuhan tersebut adalah jagoan penyerap
karbondioksida berdasarkan riset yang dilakukan oleh Endes N. Dahlan yang dipublish
awal 2008. Tidak menutup kemungkinan masih terdapat pohon-pohon lain yang
mempunyai kemampuan daya serap karbondioksida yang lebih tinggi.
Namun, upaya yang dilakukan Endes N. Dahlan ini patut
kita acungi jempol yang membuat kita dapat lebih tepat memilih tanaman yang
mempunyai kemampuan ekstra sebagai penyerap karbondioksida dalam upaya
mengurangi polusi udara
dan mengurangi dampak pemanasan global.
Post a Comment