Posted by : Edi Sumarno
Saturday, 4 October 2014
TUGAS
KLIMATOLOGI
HUTAN
BAGAIMANA
POHON DAPAT MENGATUR TATA AIR ??
OLEH :
EDI SUMARNO
M1A1-13-136
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN
ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
Bagaimana sebenarnya hubungan hutan
dengan air? Emil Salim (1993) mengatakan bahwa “hutan mempunyai kemampuan
mengatur tata air, mencegah erosi dan banjir serta memelihara kesuburan tanah.”
Kenapa hutan dikatakan memiliki kemampuan mengatur tata air? Hal ini tidak
terlepas dari keberadaan jutaan bahkan milyaran tegakan pohon yang terdapat
dalam suatu kawasan hutan. Pohon itukah
yang menyimpan air? Bukan! Pohon hanya menyimpan air untuk kebutuhannya
sendiri. Tanahlah yang menyimpan air. Bagaimana cara tanah menyimpan air?
Milyaran tegakan pohon dengan tajuknya serta kanopi yang cukup lebar akan
menahan hempasan air hujan. Dalam posisi ini, air hujan tidak langsung menumbuk
permukaan tanah, tetapi akan jatuh perlahan-lahan melalui tajuk (daun) dan
mengalir melalui batang pohon. Kemudian,
permukaan tanah yang dipenuhi tegakan pohonnya akan menghasilkan seresah
(litter) yang cukup banyak. Seresah itu berasal dari bahan organik berupa daun
dan ranting kering yang gugur. Secara perlahan, seresah sedang menuju kepada
proses pembusukan. Bahan organik itu terkumpul di atas permukaan tanah (top
soil). Salah satu fungsi seresah dan tanaman bawah (rumput) adalah menahan
hempasan air yang jatuh dari tajuk sehingga tidak langsung menumbuk permukaan
tanah. Fungsi lain
dari seresah, dibawah bahan organik ini menjadi tempat menumpang hidup bagi
jutaan organisme (misalnya cacing). Organisme ini melubangi tanah sebagai rumah
dan tempat hidupnya. Prilaku organisme ini menyebabkan permukaan tanah menjadi
gembur dan berpori. Pada saat air hujan yang menetes dari tajuk jatuh keatas seresah,
pelan-pelan air itu mengalir ke permukaan tanah. Lapisan atas tanah (top soil)
yang gembur dan berpori itu akan menyerap air tersebut untuk selanjutnya
ditampung didalam aquifer (sungai bawah tanah).
Tingginya kemampuan penyerapan air
oleh permukaan tanah yang berada di kawasan hutan, maka air hujan yang turun di
sana tidak seluruhnya menjadi air larian (run off). Sebagian besar meresap ke
dalam tanah, hanya sedikit yang menjadi air larian. Run off atau air larian
adalah air yang tidak mampu diserap oleh permukaan tanah. Air ini akan turun ke
kawasan yang lebih rendah. Jika air larian melebihi daya dukung sungai tentu
dapat menimbulkan banjir. Pastinya,
sebagian besar air hujan yang turun di kawasan hutan akan diserap oleh tanah
dan tersimpan di aquifer. Selanjutnya, air yang tersimpan di aquifer akan
keluar secara teratur melalui mata air. Dari mata air itu, seterusnya air
tersebut mengalir melalui sungai-sungai yang banyak terdapat di kawasan hutan.
Ada juga air bawah tanah itu keluar sebagai mata air di sumur-sumur milik
warga. Bagi kawasan
yang tidak memiliki tegakan pohon, hempasan air hujan akan langsung menumbuk
permukaan tanah. Tumbukan air hujan secara terus menerus dapat mengikis lapisan
atas tanah (top soil). Tumbukan air hujan yang terus menerus akan mengikis top
soil sehingga dapat menimbulkan longsor (land slide). Saat top soil yang kaya
organisme itu telah terkikis, tinggallah tanah lapis kedua yang relatif keras,
kadang-kadang tanah lapis kedua itu berwarna merah bata atau abu-abu. Lapisan
tanah dibawah top soil tersebut tidak memiliki pori-pori lagi untuk menyerap
air. Begitu hujan turun, semua air hujan “dikirim” ke kawasan yang lebih rendah
secara bersamaan. Dalam kondisi seperti ini, berarti bencana banjir sudah
berada diambang mata. Oleh karena itu, tegakan pohon dan tanaman semak sangat
dibutuhkan disemua tempat, terutama di kawasan hutan.
Apa keuntungan banyaknya tegakan pohon dan tanaman semak di kawasan hutan?
- Permukaan tanah tidak mendapat hempasan yang keras dari air hujan sehingga kondisi permukaan tanah (top soil) tetap gembur dan berpori;
- Proses air mencapai tanah sedikit lebih lama (karena menetes melalui tajuk dan batang pohon), sehingga proses penyerapan air lebih maksimal;
- Air larian akan berkurang karena air simpanan yang masuk kedalam tanah bertambah sehingga resiko terjadinya banjir akan berkurang.
Oleh karena itu, yuk lestarikan dan selamatkan hutan kita. Tanami lahan
tandus dan kritis dengan tegakan pohon senantiasa air akan tersimpan dalam
aquifer. Jangan tunda untuk menanam pohon. Sehari sebatang pohon, setahun 365
batang pohon. Hijaulah negeri ini.
GAMBAR 1. Siklus Hidrologi
Post a Comment