Posted by : Edi Sumarno Saturday, 11 October 2014

KENDARINEWS.COM: Meski belum genap satu semester memisahkan diri dari Fakultas Pertanian, namun Fakultas Kehutanan Unhalu sudah berani mematok target akreditasi A. Target ini bukan tanpa alasan, selain sudah mengantongi akreditasi B, saat masih berstatus jurusan sebelumnya. Juga didukung dengan kelengkapan beberapa persyaratan penunjang pencapaian akreditasi itu sudah dibenahi.
"Target pertama, kami usahakan Fakultas Kehutanan ini bisa terakreditasi. Bukan sekadar terakreditasi, tetapi diharapkan bisa memperoleh nilai A. Saat masih jurusan sudah ada tim akreditasi menilai, tinggal kita tunggu saja hasilnya," kata Pembantu Dekan I, Fakultas Kehutanan Unhalu, Safril Kasim, kemarin (26/2).
  
Sebagai upaya mendapatkan akreditasi itu, sejauh ini pihak fakultas sudah melakukan langkah-langkah strategis. Di antaranya, melakukan revisi kurikulum pembelajaran melalui program KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).
  
Dikatakan, implikasinya, melalui program ini diharapkan, sarjana yang dihasilkan betul-betul memenuhi kualifikasi seperti yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Dirjen Dikti sebagai standar kualifiaksi nasional.
  
"Alumni kita nanti bisa berkompetisi pada level nasional, bahkan internasional. Salah satu langkah kearah itu akan dimulai saat pelaksanaan lokakarya kurikulum dalam waktu dekat ini," ungkapnya, sambil menyebut dalam lokakarya kurikulum itu  akan melibatkan semua stekholder dalam rangka meminta masukan sebagai referensi tambahan demi penyempurnaan.
  
Dengan demikian katanya, akan menjadi upaya merespon pasar kerja sesuai kebutuhan alumni. Pelaksanananya direncanakan akhir Maret atau pertengahan April mendatang.
  
Selain itu, penataan mutu internal dalam penyelenggaraan akademik. Standar yang dimaksud, mulai dari pelayanan, proses pembelajaran, penataan tenaga dosen,  standar kurikulum, hingga rencana strategis fakultas dalam proses pengawasan perkuliahan. Termasuk penataan administrasi, pendokumentasian arsip kegiatan fakultas, pengawasan, dan monitoring.
  
"Dalam proses pembelajaran, dosen juga dievaluasi, begitu juga kehadiran, dan materi pengajarannya. Prosesnya, bukan hanya pimpinan melakukan evaluasi, tetapi juga mahasiswa, melalui pengedaran angket. Cara seperti ini merupakan paradigma pendidikan modern, dan kita coba terapkan itu," terangnya.
  
Aspek lainnya, kerjasama yang sudah dijalin sejak   berstatus jurusan terus ditingkatkan. Misalnya, MoU dengan Taman Nasional Rawa Aopa, kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota se-Sultra. Semua  dilakukan sebagai rangkaian peningkatan kualitas dan peran fakultas bagi daerah. Lebih dari itu, diharapkan cara ini menjadi salah satu aspek pendukung pencapaian akreditasi A.
  
"Ke depan, kerjasama serupa akan terus dijalin, bukan hanya lingkup  Sultra, tetapi terpenting  skala nasional. Namun paling penting saat ini fokus penataan internal dulu," ujarnya.
  
Dikatakan, peminat fakultas belum menunjukan peningkatan signifikan. Bahkan secara nasional mengalami penurunan. Kendala ini menurut Safril, karena masyarakat belum mengetahui keunggulan dan potensi ketersediaan lapangan kerja  alumni.
  
Menurutnya,  saat ini masyarakat tidak perlu ragu lagi masuk ke fakultas kehutanan, karena Kemenhut telah menyediakan suatu program yang dinamakan Badan Pengelolaan Sarjana Kehuatanan (Basarhut). Melalui program itu, semua alumni akan diberdayakan.
  
"Tahun ini sudah mulai  direktrut sebanyak 2.000 alumni secara nasional. Tugasnya nanti melakukan pengawasan dan monitoring semua kawasan hutan seluruh Indonesia. Selain mereka difasilitasi dengan kendaraan, gajinya juga melebihi standar PNS. Jadi tidak perlu ragu masuk fakultas kehutanan," imbuhnya.
  
Sebelumnya, Dekan Fakultas Kehutanan Unhalu, Dr. La Ode Sabaruddin, M.Si., mengungkapkan keberadaan fakultas diharapkan bisa mereduksi kerusakan hutan yang selama ini sudah sangat memprihatinkan. Secara nasional kerusakannya rata-rata 5 juta hektar pertahun. Keusakan ini tentu harus disikapi serius, terutama  orang yang berkecimpung di bidang kehutanan.
  
"Mengantisipasi itu,  perlu ada pembenahan. Bukan hanya hutan  dibenahi, tetapi  manusianya. Selama ini tidak bisa dipungkiri kalau kerusakan hutan tidak lepas dari peran manusia," ujarnya.
  
Mengenai  program Basarhut, lulusan Magister IPB ini berharap agar alumni Unhalu bisa berpartisipasi dalam program Kementerian itu. Salah satu syaratnya, tentu kualitas harus ditingkatkan lagi, supaya visi fakultas bisa bersaing , bukan hanya skala nasional tapi juga internasional. (cr3/KP)

- Copyright © Edis Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -