Posted by : Edi Sumarno
Sunday, 2 November 2014
Beberapa tahun lagi internet diprediksi akan menjadi tulang punggung
infrastruktur dunia. Sayangnya, hal itu juga menjadi ancaman nyata bagi
perdamaian dunia.
Internet sudah menjadi kebutuhan mutlak yang tidak bisa dipisahkan
dari sebuah perkembangan sebuah negara. Namun, banyak ahli menyatakan
bila internet justru akan menjadi sarang teroris di tahun 2025.
"Cyber attack akan menjadi pilar utama dari perang dan terorisme yang
sudah dimulai saat ini hingga puncaknya 2025 nanti," ungkap Joe Kochan,
COO dari US Ignite.
Sekitar 60 persen pakar keamanan internet yang di survei oleh Pew Researchjuga menyatakan bila 11 tahun lagi akan terjadi sebuah aksi terorisme terbesar di dunia maya yang pernah dialami manusia, PC Mag (31/10). Aksi terorisme itu diprediksi dapat menyebar dan mengancam kestabilan banyak negara dan warganya.
"Internet tidak dibuat untuk keamanan, tetapi kita memaksanya menjadi
tulang punggung semua sektor virtual milik individu hingga negara,
begitu pula dengan sektor komunikasi," ujar Joel Brenner selaku mantan
petinggi National Security Agency (NSA).
Kekhawatiran itu muncul karena saat ini hampir semua negara sudah
mulai melakukan digitalisasi terhadap aset atau data-data penting milik
mereka. Pemerintahan dunia pun mulai berlomba-lomba untuk membuat
infrastruktur tercanggih di dunia maya, misalnya transaksi ekonomi,
sistem pembangkit listrik, sampai pengatur lalu lintas udara.
Deretan infrastruktur penting tersebut bisa menjadi sasaran empuk
bagi para teroris atau hacker. Apalagi, teroris dunia maya tersebut saat
ini diketahui mulai membangun senjata 'cyber' seperti malware atau
virus yang bisa menyerang hampir semua peralatan yang terkoneksi dengan
internet, mulai dari satelit hingga toilet pintar sekalipun.
Ironisnya, serangan cyber tersebut tidak hanya dilakukan oleh para
teroris saja, tetapi juga pemerintah. Banyak negara-negara di dunia yang
mulai menunjukkan gelagat negatif mereka di internet. Misalnya,
serangan terhadap iCloud warga China ke berapa waktu lalu yang santer
diisukan merupakan ulah hacker pemerintah Negeri Tirai Bambu sendiri.
Post a Comment