Posted by : Edi Sumarno Sunday, 14 September 2014

5055_tolerance
PENGAKUAN BEBERAPA ALUMNI YANG TERKENA SANKSI DARI HUKUM TIMBAL BALIK ALAM(lanjutan…)
EDIS BLOG - Interpretasi dari HTBA memang tak dapat dilaksanakan tanpa kitamengerti terlebih dahulu mengenai hubungan ‘subyektif’, atau kata JoseSilva ‘the subjective communication’. Apa sebabnya maka hal itu takdapat langsung saja dirasakan oleh kita, yang toh tak dapat dipisahkandari keberadaannya? Memang hal itu sudah mutlak menjadi penyatuan,karena hidup kita juga tergantung dari hubungannya itu. Tapi,kebanyakan orang menjalankan kehidupan ini dengan tidak menyadarikeadaan seperti itu. Otak kiri tidak mempunyai perhatian kepada yang‘abstrak’, sesuatu yang tidak kasat mata.Jadi pada suatu ‘preview’ selalu banyak sekali pertanyaan2 yangdilontarkan kepada penulis, minta penjelasan banyak yang menyangkuthal2 yang abstrak itu.Keadaannya memang berbeda, seakan-akan terpisah benar. Bila ditinjaulebih dalam, maka perpisahan itu tidak akan mungkin. Sejak kecil, kitadihambat untuk berpikiran abstrak, karena itu tidak baik, kata orangtua kita pada saat itu. Banyak anak kecil yang mendapat ‘hubungansubyektif’, tapi dicegah untuk mempercayainya, karena orang tua puntakut kepada hal2 yang halus, dan suka memberikan perasaan‘merinding’.Hal itu, setelah penemuan metode Silva, merupakan sesuatu yang biasa2saja, karena memang semuanya yang disebut hidup, akan harus melaluiproses perpindahan dari yang tidak nyata kepada yang nyata. Kalau parapembaca sudah tidak ada kepercayaan mengenai hal yang sederhanaseperti itu, akan sulit mengikuti perbincangan yang dibentangkan dalambelajar metode Silva. Keuntungannya adalah, bahwa belajar metode ini,tidak seperti biasanya yang dilaksanakan disekolah-sekolah normal.Pada sekolah normal, para murid berada pada keadaan bangun sadar,dengan mata terbuka, penuh konsentrasi mengikuti apa yang diuraikanguru dimuka klas. Kemudian mengadakan catatan2 supaya bisa ingatkembali apa yang sedang diperbincangkan itu.Maka tergantung dari mutunya konsentrasi, informasi2 yang diuraikanitu akan tinggal terrekam pada neuron2 otak kiri, bukan pada otakkanan. Ada lagi satu hal, yaitu mengenai ‘pengertian’, kita bisa sajahafal seluruh rangkaian kata2 yang dilontarkan dari mulut sang guru,tapi belum tentu pengertian itu  akan sama dengan pengertian sang gurumengenai apa yang sedang dibahas. Oleh karena itu, banyak bertanyaakan mempertebal pengertian. Tidak bertanya berarti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengertian yang sesuai dengan yangdimaksukan oleh yang mengajar.
Mengapa penulis jelaskan itu dengan detil? Supaya kita betul2 faham,bagaimana proses mengajar dan belajar itu berlangsung. Hal ituterlaksana dimana-mana didunia pada sekolah-sekolah dasar, menengah,menengah tinggi dan sekolah tinggi (Uni). Dan ini berlangsung sekianlama tanpa ada perobahan2 didalam sistim belajar dan mengajar.Waktu Silva menemukan tekniknya untuk membawakan seseorang padakondisi nirsadar, beliau mengadakan uji coba, untuk melihat adanyaperbedaan melalui cara mengajar dan belajar yang dilaksanakan secaraobyektif dan subyektif.
Uji coba itu dilaksanakan pada anak2nyasendiri. Mereka memang kurang pandai, IQ tidak tinggi, jadi disekolahsering mendapat kesulitan untuk mengikuti pelajaran2nya. Selesaisekolah, ia mengambil buku pelajaran mereka  dan menanyakan apa yangsudah dapat diketahui dan disimpan dalam daya ingat (memori) mereka.Nyatanya tidak banyak, alasan anak2nya adalah bahwa gurunya yangsalah, tidak bisa memikat dalam menguraikan mata pelajarannya.Silva menyuruh mereka duduk dengan santai dan didalam beberapa menitsaja, setelah dibimbingnya, mereka berada pada kondisi getaran Alpha.Ukuran itu dilihat oleh Silva dari warna yang ditimbulkan oleh auramereka. Warna biru muda menandakan hal itu. Kemudian ia bacakan matapelajaran yang oleh anak2nya dianggap sulit dimengerti dan dihafal.Selesai membacakan satu bagian, ia menyuruh mereka kembali padakondisi normal, yaitu Beta. Pada mulanya, memori mereka hanyabertambah 10 % saja. Jadi yang diingat sudah mulai bertambah.Begitulah setiap hari Silva mengajar anak2nya selama kurang lebih 3minggu lamanya. Memori anak2 itu makin meningkat, dan akhirnyamencapai lebih dari 80 %.
Pada saat Silva sedang memikirkan mengenai pertanyaan yang bakal dilontarkan, salah satu anaknya bernamaElisabeth, dengan lancang menjawab pertanyaan yang belum sempatdiucapkan oleh Bapaknya. Keduanya heran, dan Silva menganggap kejadianitu sebagai sesuatu yang mengagumkan. Artinya, anaknya itu telah mampumembaca pikiran bapaknya dalam suatu kondisi tertentu. Kejadian ituberulang beberapa kali, dan dengan gembiranya Silva berangkat keCalifornia, untuk mengadakan pembicaraan mengenai penemuannya itudengan prof. DR.J.B.Rhine, seorang guru besar dalam mengajar ilmu‘Parapsychologi’, pada ‘Duke University’ yang dipimpinnya.Profesor Rhine menerima pernyataan Silva dengan dingin, tidakmenunjukkan perhatian yang diharapkan oleh Silva. Apa yang dikemukakansaat itu sangat mengecewakan Silva yang langsung kembali kekotakelahirannya, Laredo. Justru kekecewaannya itu memberikannya doronganyang sangat kuat untuk melanjutkan dengan penyelidikan2nya.
Ada seorang rekan dari prof. Rhine yang menaruh perhatian kepada Silva danmengunjunginya di Laredo. Ia bernama Prof.J.W.Hahn,Ph.D, dan sejak itumenetap di kota kelahiran Silva untuk membantu didalam risetnya itu.Beliaulah, yang banyak menarik para cendekiawan kekota penyelidikanSilva untuk membantu silva dalam menyusun unsur2 ilmiah selama 22tahun. Akhirnya mereka berhasil menemukan produknya Psychorientologiyang dinamakan mengikuti namanya, yaitu Metode Silva. Setiap kali,penulis akan memulai dengan pandangan yang baru dari kejadian2 padakehidupan kita, serta akan membeberkan hal2 yang akan bersangkutandengan metode Silva ini.

- Copyright © Edis Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -