Posted by : Edi Sumarno Monday, 22 September 2014

Pohon Gaharu menjadi pohon penghasil kayu dengan harga termahal. Kayu gaharu yang mengandung gupal bisa dihargai hingga puluhan juta rupiah per kilonya. Bahkan kayu gaharu tanpa gupal atau resin sekalipun masih laku terjual puluhan ribu perkilonya. Sehingga sebutan sebagai pohon termahal memang layak disandangkan pada pohon gaharu.
Gaharu adalah nama kayu sekaligus berbagai jenis pohon dari genus Aquilaria (anggota famili Thymelaeaceae). Pohon dan kayu gaharu menjadi tenar dan mahal lantaran mengandung resin akan berbau harum dan banyak digunakan dalam industri kosmetika maupun obat-obatan. Kayu gaharu menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Sayangnya, mahalnya harga kayu gaharu berimbas pada semakin langkanya pohon ini. Sehingga CITES pun mengatur ketat perdagangan kayu ini.
Terdapat 20-an spesies gaharu yang tumbuh tersebar di Asia, mulai dari China, Asia Tenggara, hingga India. Di Indonesia sendiri sedikitnya terdapat 6 spesies pohon gaharu. Dari berbagai jenis tersebut, yang paling dikenal luas adalah spesies dengan nama latin Aquilaria malaccensis.
Pohon Gaharu (Aquilaria spp.) berukuran besar dan tinggi. Tingginya bisa mencapai sampai 40 meter dengan diameter batang lebih dari 60 cm. Batangnya lurus, tidak berbanir, dan berkayu keras. Kulit pohon halus dan berwarna coklat keputihan. Tajuk tumbuhan gaharu bulat, lebat, dengan percabangan yang horisontal. Daun gaharu tunggal, berbentuk lonjong memanjang dengan panjang 5 – 8 cm dan lebar 3 – 4 cm. Ujung daun runcing, warna daun hijau mengkilap.
Bunga gaharu kecil berwarna hijau atau kekuningan yang muncul di ujung ranting atau di atas dan bawah ketiak daun. Buah polong berbentuk bulat telur berukuran 5 x 3 cm. Sedangkan bijinya berbentuk bulat atau bulat telur dengan bulu-bulu halus berwarna kemerahan.
Pohon Gaharu (Aquilaria spp.)
Pohon Gaharu (Aquilaria spp.)

Jenis dan Persebaran Pohon Gaharu

Beberapa jenis gaharu yang tumbuh di Indonesia antara lain :
  • Aquilaria beccariana Van Tiegh; Di Indonesia tumbuh secara alami di Sumatera dan Kalimantan. Di samping itu juga hidup di Semenanjung Malaya. Nama latin tumbuhan ini mempunyai sinonim diantaranya : Aquilaria cumingiana var. parviflora Airy Shaw, Aquilaria grandifolia Domke, dan Gyrinopsis grandifolia (Domke) Quisumb. Di Indonesia memiliki beberapa nama daerah semisal, mengkaras, gaharu, dan gumbil nyabak. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).
  • Aquilaria cumingian (Decne.) Ridl.; Tumbuh di pulau Morotai dan Halmahera, Maluku, serta di Filipina.Tumbuhan ini memiliki beberapa nama sinonim seperti Aquilaria pubescens H. Hallier, Decaisnella cumingiana Kuntze, Gyrinopsis cumingiana Decne., Gyrinopsis cumingiana var. pubescens Elmer, Gyrinopsis decemcostata H. Hallier, dan Gyrinopsis pubifolia Quisumb. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).
  • Aquilaria filaria (Oken) Merr.; Gaharu jenis ini tumbuh di Indonesia (Morotai, Seram,  Ambon, Nusa Tenggara, Papua), Papua Nugini, dan Filipina. Nama sinonimnya antara lain Aquilaria acuminata (Merr.) Quisumb., Aquilaria tomentosa Gilg, Gyrinopsis acuminata Merr., dan Pittosporum filarium Oken. Di Maluku disebut Las sedang di Papua dinamai Age.
  • Aquilaria hirta Ridl.; Jenis gaharu ini tumbuh di Indonesia (Sumatera) dan Semenanjung Malaya. Nama sinonimnya adalah Aquilaria moszkowskii Gilg.
  • Aquilaria malaccensis Benth.; Tumbuh di Indonesia (Sumatera, Simalue, dan Kalimantan), Filipina (Luzon), India (Assam), Bangladesh, Myanmar, dan Malaysia (Semenanjung Malaya, Sabah, dan Serawak). Di Indonesia dikenal dengan beberapa nama daerah seperti ahir, karas, gaharu, garu, halim, kereh, mengkaras dan seringak. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).
  • Aquilaria microcarpa Baill.; Tumbuh di Indonesia (Sumatera, bangka, Belitung, dan Kalimantan) dan Malaysia (Semenanjung Malaya, Sabah, dan Serawak). Nama ilmiah tumbuhan ini mempunyai beberapa sinonim diantaranya Aquilaria borneensis Van Tiegh. ex Gilg, Aquilariella borneensis Van Tiegh., dan Aquilariella microcarpa Van Tiegh. Di Indonesia dikenal juga dengan nama-nama daerah seperti ntaba, tangkaras, engkaras, karas, dan garu tulang. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).
Selain itu juga masih terdapat beberapa spesies lain meliputi : A. apiculata (Mindanao, Filipina), A. baillonii (Kamboja, Laos, dan Vietnam), A. banaense (Vietnam), A. brachyantha (Luzon, Filipina), A. citrinicarpa (Mindanau, Filipina), A. crassna (Kamboja, Laos, dan Vietnam), A. khasiana (India), A. parvifolia (Luzon, Filipina), A. rostrata (Malaysia), A. rugosa (Vietnam), A. sinensis (China), A. subintegra (Thailand), A. urdanetensis (Mindanau, Filipina), dan A. yunnanensis (China).
Kesemua jenis gaharu tersebut, oleh CITES dimasukkan dalam daftar Appendix II. Ini berarti perdagangan intenasional semua bagian tumbuhan ini diatur dengan ketat termasuk pemberlakuan kuota di masing-masing negara.

Gaharu Kayu Wangi yang Mahal

Kayu Gaharu menjadi mahal setelah menjadi gupal. Gupal ini mengandung resin atau getah setelah pohon gaharu terinfeksi sejenis jamur parasit (yang disebut kapang) dari anggota kelas Ascomycetes. Gupal inilah yang menjadikan kayu gaharu menjadi khas, unik, dan beraroma wangi. Dan gupal ini pula yang kemudian dihargai sangat mahal di pasal internasional.
Kayu gaharu, baik yang mengandung gupal ataupun tidak, diekpor ke berbagai negara seperti Saudi Arabia, Kuwait Yaman, United Emirat, Turki, Singapura, Jepang, China, dan Amerika Serikat. Di sana kayu gaharu dijadikan bahan baku untuk industri kosmetik, wewangian, obat-obatan, hingga menjadi hio (dupa wewangian) dan aneka kerajinan. Kayu gaharu dengan kualitas gupal terbaik bisa dihargai hingga puluhan juta rupiah persatu kilogramnya.
Nilai ekonomis yang sangat tinggi ini berdampak pada terancamnya kelestarian pohon gaharu di habitat aslinya. Ini terjadi karena tidak sedikit masyarakat yang memilih menebang gaharu dari alam ketimbang membudidayakannya. Memang pembudidayaan gaharu membutuhkan waktu yang lama dan untuk menghasilkan gaharu yang mengandung resin (gupal) tidak mudah. Jauh lebih mudah melakukan pemburuan dan penebangan kayu gaharu langsung dari hutan.
Dibutuhkan kebijakan dan kearifan semua pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah, agar pembudidayaan gaharu semakin mudah dilakukan. Termasuk dalam infeksi buatan pada batang gaharu dengan janur Ascomycetes sehingga tanaman gaharu budidaya pun dapat menghasilkan gupal kualitas terbaik.
Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan : Plantae. Divisi : Tracheophyta. Kelas : Magnoliopsida. Ordo : Malvales. Famili : Thymelaeaceae. Genus : Aquilaria.

- Copyright © Edis Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -