Posted by : Edi Sumarno
Monday, 22 September 2014
Pohon dewandaru dalam terminologi jawa dapat diartikan sebagai kayu ‘Pembawa Wahyu Dewa’. Kata dewandaru
banyak dijumpai dalam kisah pewayangan maupun dalam khasanah bahasa
Jawa Kuno maupun sansakerta. Karenanya tidak mengherankan jika kemudian
pohon bernama dewandaru ini kemudian sarat dengan mitos.
Pohon dewandaru dikenal juga sebagai asem
selong, belimbing londo, ceremai londo, atau cereme asam. Dalam bahasa
Inggris pohon yang dipercaya mempunyai kekuatan magis ini disebut dengan
Surinam Cherry, Brazilian Cherry, atau Cayenne Cherry. Sedangkan nama ilmiah tumbuhan ini adalah Eugenia uniflora L., yang mempunyai beberapa sinonim diantaranya Eugenia michelii Lam., Eugenia oblongifolia, Eugenia zeylanica Willd.
Diskripsi Pohon Dewandaru. Dewandaru (Eugenia uniflora) merupakan tumbuhan
perdu dengan tinggi mencapai 5 meter dan hidup menahun. Batang pohon
dewandaru tegak, berkayu, berbentuk bulat dengan kulit kayu berwarna
coklat.

Buah dan daun dewandaru (Eugenia uniflora). Dari bentuk buahnya inilah pohon ini kerap disebut belimbing londo.
Daun dewandaru merupakan daun tunggal,
berwarna hijau berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang
meruncing. Daun berukuran sekitar 5 sentimeter dengan tepi daun yang
rata dan pertulangan menyirip. Bunga tunggal dengan daun pelindung kecil berwarna hijau, mahkota bunga
berwarna kuning sedangkan benang sari dan putik berwarna putih. Buahnya
buni (bulat) dengan diameter sekitar 1,5 cm, berwarna merah. Bijinya
kecil, keras, berwarna coklat.
Tumbuhan dewandaru tersebar di daerah Amerika Selatan seperti Suriname, Brazil, Argentina, Urugay, dan Paraguay. Di Indonesia, tumbuhan ini dapat ditemukan di beberapa tempat di pulau Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau
kecil sekitarnya. Salah satu daerah yang dikenal sebagai habitat
dewandaru adalah kepulauan Karimunjawa. Di tempat terakhir, kayu
dewandaru sangat kental nuansa magisnya. Sejarah persebaran pohon
dewandaru (Eugenia uniflora) hingga ke Indonesia belum diketahui secara pasti. Kecuali berbagai mitos turun temurun yang berkembang di masyarakat.
Mitos, Khasiat, dan Pemanfaatan.
Terutama pada masyarakat jawa, keberadaan pohon dewandaru sarat dengan
mitos. Mulai dari mitos soal asal-usulnya hingga berbagai khasiat magis
sebagai kayu sakti dan bertuah. Karenanya, kayu dewandaru kerap kali
dimanfaatkan untuk membuat aksesoris semisal tasbih, gelang, akik (batu
cincin), dan kalung. Beberapa mitos terkait pohon dan kayu dewandaru
diantaranya adalah:
-
Pohon dewandaru di tanam oleh Sunan Nyamplungan, putra Sunan Muria, setelah mendapatkannya dari Cina.
-
Seorang bernama dewandaru yang menjadi rebutan antara Kurawa dan Pandawa lantaran dipercaya menjadi kunci untuk menguasai dunia. Agar tidak dapat diperebutkan, orang ini berubah menjadi pohon.
-
Aroma kayu dewandaru sebagai sarana pencapaian kesempurnaan dalam ilmu kanuragan.
-
Dipercaya memiliki khasiat sebagai pengasihan, menambah kharisma, dan pengusir gangguan gaib.
Di balik khasiat mistis
yang dipercayai oleh sebagian masyarakat, pohon dewandaru ternyata
memiliki berbagai manfaat yang teruji secara klinis. Buah dewandaru
selain mengandung air juga mengandung protein,
karbohidrat, dan vitamin C. Kulit kayunya mengandung tanin. Sedangkan
daunnya banyak mengandung minyak atsiri, saponin, flavonoid.
Dengan berbagai kandungan yang dipunyainya, dewandaru (Eugenia uniflora)
dapat dimanfaatkan sebagai peningkat kualitas astringent, mengurangi
tekanan darah tinggi, penurun kolestrol, penurun metabolisme lipid, dan
antioksidan.
Sepertinya kita tidak boleh terlalu
terlena dengan berbagai khasiat mistis yang dipunyai pohon dewandaru
(dan pohon ‘bertuah’ lainnya). Sebaliknya, berbagai keyakinan yang
berkembang di masyarakat tersebut hendaknya memacu kita untuk
mengeksplorasi kandungan dan khasiatnya secara klinis dan ilmiah. Bisa
jadi, para pendahulu kita mencoba memberitahu kita tentang manfaat besar
suatu spesies, faktor tingkat pemahaman dan pengetahuan lah yang
kemudian merubah pesan tersebut menjadi serangkaian kisah mistis dan
magic.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae. Divisi: Spermatophyta. Subdivisi: Angiospermae. Famili: Myrtaceae. Genus: Eugenia. Spesies: Eugenia uniflora.
Referensi dan gambar:
-
nasional.kompas.com/read/2008/10/18/18033012/Dewandaru..Lebih.Atraktif.Tangkal.Radikal.Bebas
-
gambar: commons.wikimedia.org/wiki/Eugenia_uniflora
Post a Comment