Posted by : Edi Sumarno Saturday, 11 October 2014

BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membran sel atau membran plasma terletak di sebelah luar sitoplasma. Membran yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama dengan membrane sel, yaitu terdiri atas molekul lemak dan protein. Membran sel tersusun dari ±50% lipid dan 50% protein. Lipid terutama merupakan fosfolipid yang tersusun 2 lapis, sedangkan protein tersebar di antara kedua lapis fosfolipid tersebut. Protein yang tersembul di antara dua lapis fosfolipid disebut protein ekstrinsik ( perifer ). Protein yang tenggelam di antara dua lapis fosfolipid disebut protein intrinsik ( integral ). Protein ekstrinsik bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan protein intrinsik bersifat hidrofobik ( menolak air ).
Karena susunan membran sel yang demikian, maka membran sel bersifat semipermeabel atau selektif permeabel. Artinya membrab sel hanya dapat dilalui oleh air dan zat – zat tertentu yang terlarut di dalamnya. Membran sel berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari dan keluar sel. Transport melalui membran sel dapat dibedakan menjadi 2, yaitu transport pasif dan transport aktif. Transport pasif adalah transport yang tidak memerlukan energi. Transport aktif adalah transport yang memerlukan energi.
Dalam laporan ini saya akan melaporkan mengenai praktikum transport  pasif yang terdiri dari difusi, osmosis dan plasmolisis yang termasuk di dalam osmosis.
B.     Rumusan Masalah
·         Untuk Difusi
1.      Bagaimana pergerakan yang terjadi pada tinta setelah dimasukkan ke dalam air?
·         Untuk Osmosis
1.      Bagaimana perubahan dan perbandingan berat masing-masing kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M; dan 1M?
·         Untuk Plasmolisis
1.      Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap peristiwa plasmolisis?
C.    Tujuan
Dengan adanya praktikum mengenai transport pasif dalam mata pelajaran biologi ini, kami mempunyai beberapa tujuan yang diantaranya adalah :
1.      Mampu menjelaskan prinsip dasar mekanisme transport pada makhluk hidup melalui proses difusi dan osmosis.
2.      Mampu membedakan prinsip dasar difusi dan osmosis.
3.      Mampu menganalisis pengaruh konsentrasi gula terhadap plasmolisis dengan teliti melalui percobaan menggunakan mikroskop.
4.      Memenuhi laporan praktikum biologi.

BAB II
KAJIAN TEORI
A.    DIFUSI
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
  • Ukuran partikel : Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
  • Ketebalan membran : Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
  • Luas suatu areaSemakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
·         Konsentrasi : semakin besar gradien ( perbedaan ) konsentrasi antara dua daerah ( larutan ) maka kecepatan rata – rata difusi semakin tinggi.
  • Suhu: Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate].
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
B.     OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
PLASMOLISIS
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu. Plasmolisis merupakan proses dimana apabila sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis, protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding selnya.
Sel tumbuhan dalam kondisi lingkungan berbeda
                                      
Sebelum plasmolisis                                                          Sesudah plasmolisis
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.
“Jika sebuah sel yang telah terplasmolisis dimasukkan atau dipindahkan ke dalam air murni, maka gradien konsentrasi akan berbalik dan airnya akan berdifusi kembali menuju sel dan protoplasma akan kembali seperti bentuk asalnya. Dapat dikatakan plasmolisis sementara tidak akan merusak. Peristiwa ini disebut dengan deplasmolisis. ( Suyitno, 2010:11 )”

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum biologi ini berlangsung pada Hari Rabu, tanggal 05 September 2012 di laboratorium biologi SMA N 1 Jetis Bantul.
B.     Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Eksperimen “DIFUSI”
Alat :                                                         Bahan :
1.      Gelas ukur                                           1. Tinta
2.      Eksperimen “OSMOSIS”
Alat :                                                         Bahan :
1.      Timbangan                                          1. Irisan kentang
2.      Gelas ukur                                           2. Larutan gula 0,25M; 0,5M; 1M
3.      Cawan petri                                         3. Air
4.      Pisau
5.      Pinset
6.      Penggaris
3.      Eksperimen “PLASMOLISIS”
Alat :                                                         Bahan :                                   
1.      Counter                                               1. 1 lembar daun Rhoeo discolor
2.      Cutter / silet baru, pipet tetes              2. Larutan glukosa 0,25M; 0,5M dan 1M
3.      Mikroskop cahaya                               3. Aquadest
C.    Prosedur Kerja
1.      DIFUSI
a.       Siapkan air ke dalam gelas ukur
b.      Masukkan setetes tinta ke dalam air tersebut
c.       Amati pergerakan yang terjadi dengan seksama
2.      OSMOSIS
a.       Buatlah irisan kentang dengan potongan dadu ( 1x1x1x1 cm ) sebanyak 4 buah
b.      Timbanglah masing – masing irisan kentang dan beri tanda atau dicatat jangan sampai keliru
c.       Masukkan masing – masing 20 ml larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M dan 1M pada gelas I, II, III, dan IV
d.      Masukkan 1 potongan kentang ke dalam gelas I, II, III, dan IV
e.       Diamkan kira – kira 20 – 30 menit, kemudian ambil dengan pinset lalu ditimbang
f.       Catat perubahan berat kentang dalam table, dan bandingkan dengan berat kentang sebelum direndam tadi
3.      PLASMOLISIS
a.       Buatlah 3 sayatan tipis epidermis bawah daun Rhoeo discolor
b.      Letakkan masing-masing sayatan epidermis di atas gelas benda
c.       Amati dan gambar
d.      Tetesi preparat sayatan epidermis tersebut dengan larutan ( glukosa 0,25M; 0,5M dan 1M  )
e.       Amati masing-masing di bawah mikroskop
f.       Amati dan gambar, hitung jumlah sel yang terplasmolisis pada ketiga preparat dalam 2 menit
g.      Tetesi kembali preparat dengan aquadest
h.      Amati lagi apa yang terjadi!

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Data Hasil Pengamatan
1. Untuk DIFUSI
     
   
2.      Untuk OSMOSIS
Dalam Air (gram)
Larutan Gula 0,25 M (gram)
Larutan Gula 0,5 M (gram)
Larutan Gula 1M (gram)
Berat awal
1,3
1,5
1,4
1,4
Berat akhir
1,5
1,5
1,3
1,4
Perubahan berat
+ 0,2
0
- 0,1
0
3.      Untuk PLASMOLISIS
( Terlampir )
B.     Pembahasan
1.      DIFUSI
Ketika beberapa tetes tinta dimasukkan ke dalam air, tinta akan bercampur dengan air, dan dalam beberapa menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah bercampur dengan air secara keseluruhan.
2.      OSMOSIS
    Seharusnya berat kentang setelah dimasukkan dalam larutan gula 0,25 M dan larutan gula 1M adalah berkurang karena air yang berada pada kentang bergerak keluar ke gelas ukur sehingga kadar air pada kentang berkurang dan menyebabkan berat pada kentang berkurang. Namun,  pada praktikum saya berat kentang yang dimasukkan dalam larutan gula 0,25M  tidak mengalami perubahan berat. Hal ini mungkin dikarenakan, pada saat menimbang kentang tidak bisa tepat karena timbangan yang digunakan tidak bisa seimbang. Atau mungkin dikarenakan, kesalahan pada saat menimbang..
    Pada kentang yang direndam dalam air, peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air  masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
3.      PLASMOLISIS
Pada pengamatan proses plasmolisis, daun Rhoe discolor yang ditetesi larutan glukosa setelah didiamkan selama kurang lebih 2 menit menghasilkan bentuk yang berbeda dari bentuk asal sel daun Rhoe discolor.
Daun Rhoeo discolor telah mengalami plasmolisis, yakni peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik . Pada saat diteteskan air, kondisi sel daun Rhoeo discolor dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel. Air yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal. Pada saat larutan glukosa  diteteskan di atas sayatan daun Rhoeo discolor, lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel. Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui selaput semi-permeabel dari konsentrasi pelaru tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air akan mengalir keluar dari vakuola menuju luar sel karena adanya tekanan osmosisAkibatnya sel daun Rhoeo discolor kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak- bercak berwarna ungu. Hal ini terjadi karena larutan glukosa  yang diteteskan berperan sebagai larutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasinya lebih rendah daripada cairan di dalam sel. Sedangkan air pada sel daun Rhoeo discolor berperan sebagai hipotonik.

C.    Diskusi
ü  Difusi
1.      Apa yang terjadi pada eksperimen difusi?
Difusi terjadi atas respon terhadap perbedaan konsentrasi. Pada difusi pada tinta yang terjadi pada tinta adalah tinta tersebut akan bercampur dengan air, dan dalam beberapa menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah bercampur dengan air secara keseluruhan.
2.      Apa yang dapat disimpulkan dari ekserimen tersebut?
Difusi adalah suatu perpindahan partikel atau zat terlarut dari yang hipertonik (konsentrasi tinggi) ke partikel atau zat terlarut yang hipotonik ( konsenntrasi rendah).
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
ü  Osmosis
1.      Apa yang terjadi pada irisan kentang pada tiap perlakuan? Mengapa demikian?
Irisan kentang yang dimasukkan dalam larutan gula, beratnya akan berkurang karena air yang berada pada kentang bergerak keluar ke gelas ukur sehingga kadar air pada kentang berkurang dan menyebabkan berat pada  kentang berkurang. Irisan kentang yang dimasukkan dalam air, beratnya akan bertambah karena air masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
2.      Apa yang dapat disimpulkan dari eksperimen di atas?
Osmosis adalah suatu proses  pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi tinggi ke zat pelarut yang konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable ( dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
3.      Peristiwa apa yang terjadi pada eksperimenmu?
Osmosis
ü  Plasmolisis
a.       Apa perbedaan sel – sel epidermis sebelum dan sesudah ditetesi dengan larutan glukosa?
Setelah ditetesi larutan gula, protoplasma dalam sel keluar dari dinding sel epidermis Rhoeo discolor.
b.      Apa yang melatarbelakangi hal tersebut?
Latar belakangnya karena sel epidermis daun Rhoeo discolor tersebut ditetesi larutan hipertonis ( gula 1 M ) protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding selnya.
c.       Disebut peristiwa apa itu?
Peristiwa plasmolisis.
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Difusi adalah suatu perpindahan partikel atau zat terlarut dari yang hipertonik (konsentrasi tinggi) ke partikel atau zat terlarut yang hipotonik ( konsenntrasi rendah).
·         Osmosis adalah suatu proses  pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi tinggi ke zat pelarut yang konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable ( dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat ).
·         Plasmolisis adalah  peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sukoco.2009.DIKTAT BIOLOGI KELAS XI.Yogyakarta.Drs. Sukoco
Pratiwi, D.A.BIOLOGI Untuk SMA Kelas XI.2006.Penerbit. ERLANGGA.Jakarta


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“ MEKANISME TRANSPORT MEMBRAN ”
DISUSUN OLEH      :
Nama                   : EDI SUMARNO
Prodi                    : S1.Manajemen Hutan
No. Stambuk       :M1A1-13-136

- Copyright © Edis Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -