Posted by : Edi Sumarno
Wednesday, 1 October 2014
Matahari yang ada di tata surya kita pernah melontarkan letusan matahari (solar flare)
terbesar yang pernah tercatat di tahun 2003 silam. Tetapi, letusan
matahari yang baru saja ditemukan oleh NASA mempunyai kekuatan hingga
ribuan kali lebih kuat. Berbahayakah?
Solar flare terkuat yang diterima bumi pada tahun 2003 silam
tercatat memberi dampak negatif dengan memutuskan beberapa sambungan
komunikasi satelit dan beberapa pembangkit listrik. Sekarang peneliti
NASA berpendapat hal tersebut tidak ada bandingannya dengan letusan yang
telah dikeluarkan oleh bintang DC Canum Venaticorum.
Letusan matahari dari bintang 'red dwarf' tersebut diklaim mempunyai
suhu hingga 200 juta derajat Celcius dan kekuatan 10.000 kali lebih kuat
dibanding letusan yang dikeluarkan oleh matahari di tata surya kita.
Padahal, ukuran dari bintang DC Canum hanya sekitar satu per tiga dari
matahari. Yang lebih menakjubkan, suhu Solar flarebintang DC Canum diperkirakan 12 kali lebih panas dari inti matahari!
Untungnya, bintang DC Canum terletak cukup jauh dari tata surya kita,
sehingga letusannya 'Superflare' tidak sampai ke bumi. Bintang mungil
berwarna merah tersebut terletak di jarak 60 juta tahun cahaya dari
bumi.
Ilmuwan NASA cukup terkejut saat mengetahui bintang DC Canum dapat
mengeluarkan letusan sebesar itu. Sebab, dilihat dari ukurannya yang
hanya satu per tiga dari matahari, kemungkinan letusan tingkat
'Superflare' dianggap hampir mustahil untuk terjadi. Bahkan, letusan
tersebut menjadi Solar flareterdahsyat di alam semesta bisa
terdeteksi hingga saat ini. Hebatnya, letusan 'Superflare' hanyalah
sebuah awalan dari letusan dahsyat lain di bintang DC Canum. NASA
mencatat bila rentetan letusan tersebut berlangsung hingga 14 hari.
Letusan matahari bintang DC Canum sendiri terdeteksi pada bulan April lalu yang terpantau lewat teleskop ultraviolet Swift, Daily Mail (30/09).
Post a Comment