Posted by : Edi Sumarno
Saturday, 8 November 2014
Saat membaca Al Fatihah, ia menyadari Alquran adalah pegangan hidup yang sebenarnya.
Terpesona oleh teladan yang diberikan Rasulullah dan filsafat yang dikandung Alquran, mantan artis cilik Inggris Myriam Francois-Cerrah menemukan Islam. Myriam menemukan Islam setelah dia lulus dari Cambridge. Sebelum itu, wanita yang pernah main dalam film Sense and Sensibility ini merasa ia orang yang mempercayai Tuhan tapi tidak percaya dengan agama yang dianutnya.
Namun setelah menemukan Alquran, meski pada awalnya dengan penuh kemarahan, pikiran Myriam jadi terbuka. Pada mulanya, dia belajar Alquran untuk membuktikan kepada temannya bahwa kitab umat Islam itu mengandung kesalahan. Saat membaca Al Fatihah, Myriam menyadari Alquran adalah pegangan hidup yang sebenarnya. Alquran memberikan penjelasan yang lebih gamblang tentang segala hal yang diyakininya selama ini.
Dengan Alquran, Myriam menyadari bahwa hidup di dunia ini memiliki konsekuensi yang harus ditanggungnya sendiri. Dalam dunia yang penuh relativisme, Islam memberikan petunjuk tentang dasar dan kebenaran moral. Bagi wanita yang menyukai filsafat ini, Alquran seakan menjadi puncak dari segala ilmu filsafat yang ada selama ini. Alquran bahkan mampu menjawab dan menjabarkan pertanyaan yang selalu dilontarkan oleh manusia selama ini yaitu, mengapa kita ada di dunia ini? Menurut Myriam, Rasulullah adalah sosok yang tangguh yang mampu mengemban tugas berat dalam menyebarkan Islam, seperti pendahulunya yakni Musa, Isa dan Ibrahim. Ia sampai-sampai harus mencari buku sejarah Rasulullah yang tidak terkontaminasi dengan pikiran-pikiran orientalis yang selalu memojokkan Islam. Dengan begitu, dia bisa memahami sosok Rasulullah secara benar dan proporsional.
Saat menemukan Islam, banyak teman-temannya yang mulai menjauh. Namun beberapa ada yang mendukung dan mau memahami keputusannya. Myriam tetap menjalin persahabatan dengan teman-teman masa kecilnya. Karena menurutnya, dari merekalah dia mengenal sifatrahmatan lil 'alamin atau universalitas Islam. Myriam tidak melihat keputusan masuk Islam sebagai 'reaksi' terhadap atau melawan budayanya selama ini. Malah, dia menganggapnya sebagai pujian terhadapnya agar dapat menjadi pembimbing dirinya.
Kata Myriam, Islam selalu mengajarkan keseimbangan dalam hidup seperti yang Rasulullah nasihatkan. Dalam pesannya, Rasulullah selalu mengajak umatnya untuk membalas keburukan dengan kebaikan, kejahatan dengan kedamaian. Keindahan Islam bisa nampak ketika ajaran-ajarannya diamalkan. Dan amal-amal tersebut menjadi alat untuk perbaikan masyarakat, umat manusia dan dunia.
(Sumber: OnIslam.net)
Post a Comment